Minggu, 16 Oktober 2016

Butuh 1000 Kekalahan untuk Menjadi Pemenang

Prestasi merupakan suatu hal yang selalu ingin diraih oleh setiap orang. Karena dengan prestasi tentunya kita mempunyai suatu pencapaian yang lebih baik dari pencapaian sebelumnya. Bukan hal yang mudah untuk meraih suatu prestasi atau biasa kita sebut kemenangan jika diambil dari suatu perlombaan.
Menjadi pemenang bukan sesuatu yang instan, dimana sekali melakukan percobaan berhasil dengan waktu yang cukup singkat. Layaknya menyeduh mie instan yang tidak perlu menggunakan prosedur baku dan memerlukan waktu yang lama, menyeduh mie bisa dengan cara tersendiri asalkan enak untuk dinikmati. Menjadi pemenang butuhlah proses yang sangat panjang, banyak halauan dan rintangan yang datang menghampiri perjuanganmu. Memang itulah caranya untuk menjadi seorang pemenang, banyak masalah yang akan kamu selesaikan, banyak orang pula yang akan kamu hadapi nanti.
"Know Yourself, you Will Win All Battles"
Menjadi Pemenang bukan berarti ia tidak mengalami kekalahan, tapi ia belajar dari kekalahan yang sebelumnya ia alami. Kekalahan yang jumlahnya lebih banyak dari kemenangan yang ia dapatkan. Perlu merasakan menjadi orang yang lemah untuk menjadi orang yang kuat, perlu merasakan menjadi orang yang kuat untuk menjadi orang yang hebat. Butuh 1000 Kekalahan untuk Menjadi Pemenang, karena yang akan menjadikan kamu seorang pemenang yaitu kekalahanmu sendiri.

Menjadi seorang pemenang harus terus mempunyai target yang lebih baik, agar kamu tahu seberapa jauh kemampuanmu. Disaat kamu kalah, janganlah bersedih. Teruslah berusaha dan semangat untuk mencapai kemenangan tersebut. Dan Ketika kamu menang, janganlah terlalu bahagia. Teruslah bersyukur dan tersenyum untuk bisa mempertahankan dan meraih prestasi yang lebih tinggi lagi.
"Janganlah menjadi penonton di luar lapangan yang hanya dapat berkomentar dan tidak membawa perubahan, namun jadilah pemain dengan AKSI TERBAIKMU"
"Butuh 1000 Kekalahan untuk Menjadi Pemenang"


Rabu, 27 Juli 2016

Sumur Tua, Sumber Mata Air Desa Baleraja

EDY HIDAYAT

140110130007
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Air merupakan sumber kehidupan, dimana ada air maka disana akan terdapat makhluk hidup . Tanpa air semua mahkluk hidup yang ada di bumi ini akan mati. Tanpa adanya air manusia dapat merasakan kehausan, kekurangan zat cair di dalam tubuhnya hingga mengakibatkan kematian. Tanpa air, hewan pun akan kehausan dan akan mati. Begitupula tanah tanpa air akan menjadi tandus dan gersang, tumbuh-tumbuhan akan layu , kering dan sulit untuk hidup hingga kemudian mati. Masalah air adalah masalah dunia dan masalah kehidupan termasuk di Desa Baleraja tempat KKNM Unpad kelompok penulis saat ini.
Warga Desa Baleraja membutuhkan sumber air untuk tetap memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti halnya mandi, mencuci, bercocok tanam ataupun pengairan untuk persawahan dan perkebunan. Sebagian besar persawahan di Desa Baleraja merupakan tadah hujan dimana hanya mengandalkan air hujan turun sebagai pengairannya. Selain itu,  untuk kebutuhan sehari hari seperti mandi, mencuci dan lain sebagainya sebagian besar warga menggunakan pompa air yang digunakan secara bersamaan setiap harinya. Jarang sekali penulis bisa menemukan sumur yang dibuat oleh warga.
Pada hari ke-23 kegiatan Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KKNM) Universitas Padjadjaran saya bermain dan berlatih Sepakbola bersama anak-anak SDN Cadasngampar di lapangan sepakbola belakang sekolah. Latihan Sepakbola bertujuan untuk tahap seleksi pembentukan tim Sepakbola dalam mengikuti O2SN. Setelah latihan selesai, di sebelah barat lapangan terlihat ada sumur tua yang membuat saya tertarik untuk melihatnya, karena selama hampir 23 hari di Desa ini saya belum pernah melihat ada sumur. Saya pun menghampiri sumur tersebut untuk melihat dan sekaligus membersihkan kaki dan pakaian yang kotor.
Banyak hal menarik yang saya temui ketika menghampiri sumur tersebut. Pertama, berawal dari cara untuk mengambil air ke dalam sumurnya. Ketika di sumur sumur biasa kita menggunakan katrol, tali karet dan ember untuk mengambil air kedalam sumur. Berbeda halnya dengan sumur ini, alat pembawa airnya di desain secara tradisional menggunakan tiga bambu yang cukup besar dan panjang. Satu bambu sebagai penyangga, satu bambu di tengah sebai penghubung dan satu bambu yang diikat bersama ember sebagai pengambil airnya. Lebih jelasnya bisa lihat pada gambar.

Sumur yang berada di blok Panongan Dusun 2 Desa Baleraja ini sudah berumur cukup tua. Menurut salah satu warga yang sedang beraktifitas di sekitaran sumur tersebut. Beliau sekarang berumur 45 tahun, dan ketika ia kecil sumur itupun sudah ada yang berarti usia sumur tersebut sudah berusia sekitar 40 tahun. Namun bisa saja sumur tersebut berumur 50 atau bahkan 100 tahun, penulis belum bisa memastikan tepatnya berapa umur sumur tersebut.

Kamis, 21 Juli 2016

Optimalisasi Sistem Pemakaian Pompa Air di Desa Baleraja

Kelompok Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KKNM) Universitas Padjadjaran yaitu penulis dan rekan-rekannya untuk pertama kalinya menginjakan kaki di tempat yang konon dulunya di tempati Raja ini Selasa, 5 Januari 2015. Karena baru pertama kali , sehingga dibutuhkan proses beradaptasi untuk tinggal di Desa Baleraja ini selama satu Bulan. Permasalahan utama yang kami temui dalam proses beradaptasi ini yaitu suhu udara yang cukup panas dan wabah nyamuk yang setiap harinya menghampiri tempat tinggal kami. Dari permasalahan tersebut tentunya kita harus mempunyai banyak air sebagai salah satu solusinya. Dan ternyata air merupakan salah satu masalah utama yang ada di Desa Baleraja ini.
Air sebagai kebutuhan utama bagi manusia yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, mandi, mencuci dan lain sebagainya seharusnya didapatkan secara mudah oleh setiap warga apalagi di musim penghujan seperti ini.  Namun di Desa Baleraja sebagian besar warga menggunakan satu mesin pompa air untuk digunakan oleh beberapa rumah sehingga warga harus bergantian menggunakan mesin pompa air untuk mengisi bak yang ada di rumah masing-masing dengan penjadwalan yang sudah ditentukan sehingga warga tidak saling berebut. Mereka sudah tahu kapan harus mengisi air dan kapan harus berhenti mengisi air. Rata-rata satu pompa air digunakan oleh 4 sampai 10 rumah secara bergantian.
Proses Penjadwalan merupakan kumpulan kebijaksanaan dan mekanisme di sistem operasi yang berkaitan dengan urutan kerja yang dilakukan sistem komputer. Penjadwalan bertugas memutuskan hal-hal berikut :
1.      Proses yang harus berjalan
2.      Kapan dan selama berapa lama proses berjalan
Berkaitan dengan penggunaan pompa air secara bergantian setiap harinya yang digunakan oleh beberapa rumah merupakan salah satu bahasan penulis sebagai Mahasiswa Matematika yaitu (Sistem Operasi) proses penjadwalan. Lebih tepatnya sang penulis mengambil bidang minat Matematika Terapan (Industri) ingin mencoba sedikit menerapkan sistem optimasi atau Pengoptimalan terhadap jadwal saluran air yang digunakan warga Desa Baleraja. Prinsip optimaliasi tentunya memaksimuman dan meminimumkan suatu permasalahan agar mendapatkan hasil yang dianggap terbaik. Untuk masalah ini tentunya penulis ingin memaksimumkan jumlah air yang diperoleh oleh warga dan meminimumkan waktu yang digunakan oleh warga untuk mengambil air dari suatu pompa air yang sama. Kriteria untuk mengukur dan optimasi kinerja penjadwalan meliputi;
1.      Adil (Fairness)
Setiap warga yang menggunakan satu pompa air yang sama haruslah mendapatkan jatah waktu layanan proses (mengisi air) yang sama dan tidak ada rumah yang tidak mendapatkan layanan proses(mengisi air) sehingga mengalami startvation yaitu kondisi dimana proses tidak pernah berjalan karena tidak dijadwalkan untuk berjalan. Sehingga setiap warga mendapatkan pelayanan dari pemroses secara adil.
Dalam pelaksanaannya warga sudah berusaha untuk menerapkan sistem penjadwalan ini dengan seadil-adilnya. Namun masih ada perbedaan waktu mengisi air, dikarenakan Bak yang dimiliki oleh warga berbeda-beda kapasitas dan volumenya. Sehingga waktu disesuaikan dengan kapasitas Bak yang dimiliki dan waktunya masih dalam rentang yang cukup lama tidak pas pada menit yang ditentukan. Sehingga seharusnya warga membuat jadwal pengisian berdasarkan lamanya waktu yang disepakati.

2.      Efisiensi
Menjaga agar proses pengisian air tetap dalam keadaan sibuk sehingga efisiensi sistem mencapai nilai maksimum. Keadaan sibuk berarti sistem tidak menganggur, kecuali pada jam tidur. Tapi itupun sering kali kami gunakan untuk mengisi air bak disaat warga sedang tidur. Pompa air terus digunakan untuk mengisi bak air setiap warga selama 24 jam.
Dalam pelaksanaannya warga masih belum menggunakan pengisian air secara efisien, dikarenakan sering kali ada waktu kosong dimana pompa air tidak digunakan dan untuk saat ini masih dikatakan normal. Sehingga seharusnya warga memiliki waktu penjadwalan selama kerja pompa air, entah itu 20-24 jam. Dan semua rumah yang menggunakan pompa air yang sama mengetahui jadwal kapan mereka harus mengisi air.


3.      Waktu Tanggap (Respons Time)
Waktu yang digunakan ketika pengguna pompa air terakhir (n) dilanjutkan oleh pengguna selanjutnya (n+1). Kami sering kali menggunakan waktu ini secara rutin setiap harinya, dimana kami sering kali disuruh oleh salah seorang nenek yang menggunakan pompa air yang sama. Sebisa mungkin kami responsive ketika nenek mengintruksikan kami untuk mengisi air bak.
Dalam pelaksanaannya waktu tanggap sering kali terlalu lama, dikarenakan pemilik rumah tidak berada di tempat tinggalnya. Dan ketika diminta untuk mengisi air seringkali menunda nunda, dikarenakan air dalam bak masih cukup. Sehingga seharusnya warga memiliki bejana bejana besar yang siap menampung ketika mempunyai waktu tambahan untuk mengisi air.

4.      Turn around Time
Waktu yang dihabiskan proses berada di dalam sistem. Dimana waktu Eksekusi + Waktu Menunggu. Sasaran Penjadwalan adalah meminimalkan turn around time.
Dalam pelaksanaannya waktu menunggu masih tergolong sangat lama, karena hanya mengandalkan waktu pagi siang sore malam sebagai tanda kapan mereka harus mengisi air. Sehingga seharusnya warga membuat interval waktu yang tidak terlalu lama untuk membuat sistem penjadwalan dalam pergantian pengisian air. Contohnya untuk 5 rumah dalam 20 jam. Mereka memberikan waktu masing masing 2 jam untuk mengisi air. Sehingga memiliki 2x jatah pengisian air.

5.      Trought
Trought adalah jumlah kerja yang dapat diselesaikan selama satu selang waktu. Sasaran penjadwalan adalah untuk memaksimalkan jumlah proses yang dilayani per satu interval waktu. Lebih tinggi angka trought maka lebih banyak kerja yang dilakukan oleh suatu sistem.
Dalam pelaksanaannya waktu interval proses pengisian air masih tergolong lama seperti yang dilihat dari poin 4. Namun trought ini bisa digunakan minimal 2 jam untuk masing masing rumah.

Jadwal Pengisian Air

1
2
3
4
5
Keterangan
00.00-01.59





    Bisa digunakan siapapun

      Respond Time atau waktu tambahan mengisi air ketika rumah sebelumnya selesai.

      Waktu mengisi air

      Tidak boleh mengisi air.

Pada setiap pergantian jadwal diberikan waktu 1 menit untuk Respond Time sehingga waktu bisa lebih efisiens.

Trought = 2
Interval = 2 jam
02.00-03.59





04.00-05.59





06.00-07.59





08.00-09.59





10.00-11.59





12.00-13.59





14.00-15.59





16.00-17.59





18.00-19.59





20.00-21.59





22.00-23.59





00.00-01.59






Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menjalankan proses pengambilan air, diantaranya :
1.      Pastikan keran pipa rumah lain sudah berada dalam keadaan tertutup
2.      Set (hidupkan) sakelar air dari off -> on sebagai daya untuk mengambil air
3.      Set keran pipa searah dengan pipa air agar terbuka, sehingga air mengalir kea rah rumah.

4.      Buka keran yang akan mengalirkan air ke dalam Bak/Bejana. Tunggu beberapa saat sehingga air mengisi kapasitas bak secara penuh (full)

Kamis, 14 Juli 2016


“JIKA AKU MENJADI SPBU (Senyum Pendekar Baleraja,Umbara) ”
Edy Hidayat
Fakultas MIPA

Senyuman merupakan ibadah yang paling murah dan mudah , tak perlu menggunakan uang untuk melakukannya, tak perlu banyak tenaga untuk melaksanakannya. Setiap orang tentunya memiliki kesempatan yang sama untuk bisa tersenyum kapanpun dan diamanapun kita berada serta kepada siapapun senyum itu diberikan. Senyuman adalah interkasi yang sangat disenangi oleh setiap orang karena dengan tersenyum kita dapat memberikan kesan positif untuk orang yang melihatnya. Kita akan mengetahui keadaan suasana hati mereka apakah sedah bahagia, sedih, kesal, kecewa ataupun yang lainnya. Senyuman identik dengan sifat ramah, dimana orang yang diberikan senyuman akan merasa sangat dihargai kehadirannya. Eittss tapi jangan asal-asalan ngasih senyuman ya guys, senyum juga harus ada aturannya yaitu harus mengetahui situasi dan kondisi yang ada, kapan dimana dan untuk siapa kita tersenyum. Ketika kita tidak tahu situasi dan kondisi harus tersenyum , ya palingan kalian bisa dikatakan seperti orang gila, hehe. Dan satu lagi, jangan sembarangan memberikan senyuman kepada lawan jenis karena bisa bisa mereka menganggap hal yang berbeda dan ujung-ujungnya kebawa perasaan deh wkwk.
Di Desa Baleraja Kecamatan Gantar Kabupaten Indramayu ini kurang lebih orang-orangnya ramah dan murah senyum, mereka selalu berusaha untuk memberikan senyuman tanda keramahan ketika kerap kali bertemu dan berbincang, walaupun terkadang saya tidak mengetahui apakah mereka sedang mempunyai masalah atau tidak. Namun dari sekian banyak orang yang ada di Desa Baleraja ini, dari sekian banyak orang yang tersenyum menandakan keramahannya, ada yang berbeda pada satu sosok saat saya melihatnya. Senyuman dan keramahannya seakan-akan ia selalu dalam keadaan yang sangat bahagia menunjukkan rasa syukurnya atas rahmat dan karunia yang diberikan oleh Allah SWT. Sosok tersebut ada pada diri “Kang Sukma” biasa kami memanggilnya dengan sebutan itu.
Sukma Umbara , pria yang tak pernah lelah berusaha untuk terus bermanfaat bagi banyak orang. Pria yang sering disapa “Umbara” oleh warga Desa Baleraja ini lahir di Indramayu 27 tahun yang lalu. Mungkin ketika mendengar atau mengetahui umur beliau tanpa melihat sosoknya, ia sudah dibilang cukup berusia seperti halnya bapak-bapak lainnya yang sibuk mencari nafkah dan pusing untuk menyekolahkan anaknya. Namun, sosok pria 27 tahun ini terlihat lebih muda, dinamis dan sangat energik layaknya pemuda desa yang siap berjuang, siap untuk mengharumkan tanah kelahiran yang ia duduki hingga saat ini. Beliau bisa membaur dengan pemuda desa dan juga tak canggung untuk bercengkrama dengan orang-orang yang lebih dewasa daripadanya.
Umbara sapaan hangat Desa Baleraja ini terlahir di tengah keadaan keluarga yang sangat sederhana, jauh dari kata mewah dan megah. Namun rasa syukurnya mampu membawa kesederhanaan pada tingkat yang istimewa. Beliau anak pertama dari dua bersaudara, adiknya bernama Jaka Kelana. Nama kedua pendekar yang diberikan oleh ayahnya mengharapkan sang putra benar-benar menjadi pahlawan di masyarakat. Banyak cara yang dilakukan Kang Sukma untuk membahagiakan keluarganya dan bermanfaat untuk orang lain. Beliau pernah mengajar beberapa tahun di SDN, MD dan pengajian. Beliaupun merupakan anggota karang taruna yang sangat aktif, sering kali dipercaya untuk menjadi ketua pelaksana atau perwakilan kegiatan Desa Baleraja. Semua yang dilakukannya bukan karena materi, melainkan beliau sangat senang beraktifitas seperti itu, bisa berinteraksi dan mengenal orang banyak menjadi modal untuk ia di masa depan.
Pria yang sudah mendapatkan gelar sarjana pendidikan di tahun 2014 ini, kini sedang berusaha untuk menitik kariernya dari awal lagi, yaitu menjadi wakil sekretaris Desa Baleraja. Pekerjaan yang belum genap dua bulan ini memberikan harapan baru untuk menjamin kehidupannya. Walaupun gaji yang ia dapatkan menjadi seorang Wakil Sekretaris Desa  tidaklah seberapa,  mengumpulkan uang untuk membelikan sepedapun susah, namun selalu ia cukupkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sebelumnya beliau pernah bekerja sebagai staf TU , guru olahraga dan PAI di SDN Pasirmuncang dari tahun 2006-2012. Dan beliau juga sempat keluar dari SDN untuk memutuskan untuk bekerja di suatu perusahaan menjadi seorang buruh di tahun 2012.
Pria yang menikah di tahun 2010 dengan seorang gadis desa ini diakruniani seorang putri yang kini berusia dua tahun. Namun sangat disayangkan, ketika beliau sedang berusaha untuk membahagiakan isteri dan anaknya terjadi sedikit masalah yang mengharuskan mereka terpisah untuk sementara waktu. Keadaan ekonomi yang belum memadai menjadi faktor utama berpisahanya keluarga ini. Sekarang, Kang Sukma tinggal sendiri di rumah yang dihadiahkan oleh ibunya yang kini sedang berada di luar negeri menjadi Tenaga Kerja Wanita. Hari-Hari yang dijalaninya saat ini selalu ia lakukan dengan sebaik mungkin, kegagalan dan kesalahannya di masa lalu coba ia perbaiki sedikit demi sedikit. Tak banyak yang ia mau dari pekerjaannya saat ini, bisa menafkahi anaknya dengan baik pun sudah lebih dari cukup, ditambah adiknya yang kini belum bekerja mengharuskan ia menjadi salah satu tanggungan hidupnya. Gaji yang tak seberapa harus ia cukupkan, walaupun ia sering kali melamun memikirkan usaha lain yang mungkin bisa menjadikan ia lebih baik.
Cita dan harapannya pun cukup mulia, Kang Sukma menginginkan untuk melanjutkan studi S2-nya dengan harapan bisa mendapatkan banyak imu dan bermanfaat yang nantinya akan diterapkan di masyarakat khususnya di Desa Baleraja. Pemilihan kuwu( Kepala Desa) yang hampir sebagian besar menggunakan politik uang untuk memenangkan sang calon, kini ia pun bertekad untuk merubahnya.  Masyarakat Desa Baleraja seharusnya memilih seorang pemimpin yang benar-benar ingin merubah desanya ke arah yang lebih baik berdasarkan Visi Misinya bukan karena berapa banyak uang yang diberikannya, memilih pemimpin bukan karena kepentingan pribadinya tapi memilih pemimpin yang berdasarkan kepentingan bersama.
Senyum, Semangat , Keramahan dan Kerja Keras yang selalu ia tunjukkan setiap hari menjadikan motivasi saya untuk bisa seperti itu. Beban dan tanggungan hidup yang cukup berat tak ia lihatkan kepada orang lain, membiarkan hanya dirinya saja yang tahu. Aktivitas yang dilakukannya setiap hari dan pekan pun sangatlah padat, ia mampu membagi waktu dengan baik antara pekerjaan, bermain dengan teman-teman , keluarga dan masyarakat. Hampir setiap hari ia bekerja di Kantor Kuwu Baleraja dari mulai pagi hingga larut malam untuk menjalankan tugas laporan pertanggungjawaban kegiatan desa sebelumnya dan rancangan pembangunan desa untuk beberapa tahun kedepan. Ia duduk di kursi dengan menghadap laptop dalam waktu yang cukup lama dan kerap kali dengan kondisi badan yang sering kali di paksakan karena Amanah dan tugasnya menjadi prioritas utamanya saat ini.

Kritik kurang baik yang menghampirinya tak ia masukan kedalam hati, justru membuat ia berintropeksi diri untuk menjadi lebih baik lagi. Saran dan masukan selalu menjadi penyemangat dan motivasinya. Kini harapannya sangatlah tinggi di usia yang sudah tak dini lagi, ingin duduk di salah satu perguruan tinggi negeri agar dapat bermanfaat dan membanggakan desa tercintanya ini. Walaupun setiap saat harus hidup sendiri dan menjalankan kewajibannya untuk menafkahi seorang putri. Namun semuanya ia syukuri, tak ada yang terbebani. Kini ia hidup sendiri di rumah yang ibunya hadiahi di temani oleh teman-temannya. Mencuci , makan dan tidur pun sudah terbiasa mandiri. Mentari cerah yang akan selalu membangunkannya di setiap pagi. Dan Kang Sukma akan terus menyinari desa ini dengan senyuman dan keramahannya. Hingga saya akan menyebutnya sebagai Senyum Pendekar Desa Baleraja. Bisakah aku menjadi ? yapss, Inilah JIKA AKU MENJADI.