EDY
HIDAYAT
140110130007
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Air merupakan sumber kehidupan, dimana ada air maka
disana akan terdapat makhluk hidup . Tanpa air semua mahkluk hidup yang ada di
bumi ini akan mati. Tanpa adanya air manusia dapat merasakan kehausan,
kekurangan zat cair di dalam tubuhnya hingga mengakibatkan kematian. Tanpa air,
hewan pun akan kehausan dan akan mati. Begitupula tanah tanpa air akan menjadi
tandus dan gersang, tumbuh-tumbuhan akan layu , kering dan sulit untuk hidup
hingga kemudian mati. Masalah air adalah masalah dunia dan masalah kehidupan
termasuk di Desa Baleraja tempat KKNM Unpad kelompok penulis saat ini.
Warga Desa Baleraja membutuhkan sumber air untuk tetap
memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti halnya mandi, mencuci, bercocok tanam
ataupun pengairan untuk persawahan dan perkebunan. Sebagian besar persawahan di
Desa Baleraja merupakan tadah hujan dimana hanya mengandalkan air hujan turun
sebagai pengairannya. Selain itu, untuk
kebutuhan sehari hari seperti mandi, mencuci dan lain sebagainya sebagian besar
warga menggunakan pompa air yang digunakan secara bersamaan setiap harinya.
Jarang sekali penulis bisa menemukan sumur yang dibuat oleh warga.
Pada hari ke-23 kegiatan Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa
(KKNM) Universitas Padjadjaran saya bermain dan berlatih Sepakbola bersama
anak-anak SDN Cadasngampar di lapangan sepakbola belakang sekolah. Latihan
Sepakbola bertujuan untuk tahap seleksi pembentukan tim Sepakbola dalam
mengikuti O2SN. Setelah latihan selesai, di sebelah barat lapangan terlihat ada
sumur tua yang membuat saya tertarik untuk melihatnya, karena selama hampir 23
hari di Desa ini saya belum pernah melihat ada sumur. Saya pun menghampiri
sumur tersebut untuk melihat dan sekaligus membersihkan kaki dan pakaian yang
kotor.
Banyak hal menarik
yang saya temui ketika menghampiri sumur tersebut. Pertama, berawal dari cara
untuk mengambil air ke dalam sumurnya. Ketika di sumur sumur biasa kita
menggunakan katrol, tali karet dan ember untuk mengambil air kedalam sumur.
Berbeda halnya dengan sumur ini, alat pembawa airnya di desain secara
tradisional menggunakan tiga bambu yang cukup besar dan panjang. Satu bambu
sebagai penyangga, satu bambu di tengah sebai penghubung dan satu bambu yang
diikat bersama ember sebagai pengambil airnya. Lebih jelasnya bisa lihat pada
gambar.
Sumur
yang berada di blok Panongan Dusun 2 Desa Baleraja ini sudah berumur cukup tua.
Menurut salah satu warga yang sedang beraktifitas di sekitaran sumur tersebut.
Beliau sekarang berumur 45 tahun, dan ketika ia kecil sumur itupun sudah ada
yang berarti usia sumur tersebut sudah berusia sekitar 40 tahun. Namun bisa
saja sumur tersebut berumur 50 atau bahkan 100 tahun, penulis belum bisa
memastikan tepatnya berapa umur sumur tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar