“JIKA AKU MENJADI SPBU (Senyum Pendekar Baleraja,Umbara)
”
Edy Hidayat
Fakultas MIPA
Senyuman
merupakan ibadah yang paling murah dan mudah , tak perlu menggunakan uang untuk
melakukannya, tak perlu banyak tenaga untuk melaksanakannya. Setiap orang tentunya
memiliki kesempatan yang sama untuk bisa tersenyum kapanpun dan diamanapun kita
berada serta kepada siapapun senyum itu diberikan. Senyuman adalah interkasi
yang sangat disenangi oleh setiap orang karena dengan tersenyum kita dapat
memberikan kesan positif untuk orang yang melihatnya. Kita akan mengetahui
keadaan suasana hati mereka apakah sedah bahagia, sedih, kesal, kecewa ataupun
yang lainnya. Senyuman identik dengan sifat ramah, dimana orang yang diberikan
senyuman akan merasa sangat dihargai kehadirannya. Eittss tapi jangan
asal-asalan ngasih senyuman ya guys,
senyum juga harus ada aturannya yaitu harus mengetahui situasi dan kondisi yang
ada, kapan dimana dan untuk siapa kita tersenyum. Ketika kita tidak tahu
situasi dan kondisi harus tersenyum , ya palingan kalian bisa dikatakan seperti
orang gila, hehe. Dan satu lagi, jangan sembarangan memberikan senyuman kepada
lawan jenis karena bisa bisa mereka menganggap hal yang berbeda dan
ujung-ujungnya kebawa perasaan deh wkwk.
Di
Desa Baleraja Kecamatan Gantar Kabupaten Indramayu ini kurang lebih
orang-orangnya ramah dan murah senyum, mereka selalu berusaha untuk memberikan
senyuman tanda keramahan ketika kerap kali bertemu dan berbincang, walaupun
terkadang saya tidak mengetahui apakah mereka sedang mempunyai masalah atau
tidak. Namun dari sekian banyak orang yang ada di Desa Baleraja ini, dari
sekian banyak orang yang tersenyum menandakan keramahannya, ada yang berbeda
pada satu sosok saat saya melihatnya. Senyuman dan keramahannya seakan-akan ia
selalu dalam keadaan yang sangat bahagia menunjukkan rasa syukurnya atas rahmat
dan karunia yang diberikan oleh Allah SWT. Sosok tersebut ada pada diri “Kang
Sukma” biasa kami memanggilnya dengan sebutan itu.
Sukma
Umbara , pria yang tak pernah lelah berusaha untuk terus bermanfaat bagi banyak
orang. Pria yang sering disapa “Umbara” oleh warga Desa Baleraja ini lahir di
Indramayu 27 tahun yang lalu. Mungkin ketika mendengar atau mengetahui umur
beliau tanpa melihat sosoknya, ia sudah dibilang cukup berusia seperti halnya
bapak-bapak lainnya yang sibuk mencari nafkah dan pusing untuk menyekolahkan
anaknya. Namun, sosok pria 27 tahun ini terlihat lebih muda, dinamis dan sangat
energik layaknya pemuda desa yang siap berjuang, siap untuk mengharumkan tanah
kelahiran yang ia duduki hingga saat ini. Beliau bisa membaur dengan pemuda
desa dan juga tak canggung untuk bercengkrama dengan orang-orang yang lebih
dewasa daripadanya.
Umbara
sapaan hangat Desa Baleraja ini terlahir di tengah keadaan keluarga yang sangat
sederhana, jauh dari kata mewah dan megah. Namun rasa syukurnya mampu membawa
kesederhanaan pada tingkat yang istimewa. Beliau anak pertama dari dua
bersaudara, adiknya bernama Jaka Kelana. Nama kedua pendekar yang diberikan
oleh ayahnya mengharapkan sang putra benar-benar menjadi pahlawan di
masyarakat. Banyak cara yang dilakukan Kang Sukma untuk membahagiakan
keluarganya dan bermanfaat untuk orang lain. Beliau pernah mengajar beberapa
tahun di SDN, MD dan pengajian. Beliaupun merupakan anggota karang taruna yang
sangat aktif, sering kali dipercaya untuk menjadi ketua pelaksana atau
perwakilan kegiatan Desa Baleraja. Semua yang dilakukannya bukan karena materi,
melainkan beliau sangat senang beraktifitas seperti itu, bisa berinteraksi dan
mengenal orang banyak menjadi modal untuk ia di masa depan.
Pria
yang sudah mendapatkan gelar sarjana pendidikan di tahun 2014 ini, kini sedang
berusaha untuk menitik kariernya dari awal lagi, yaitu menjadi wakil sekretaris
Desa Baleraja. Pekerjaan yang belum genap dua bulan ini memberikan harapan baru
untuk menjamin kehidupannya. Walaupun gaji yang ia dapatkan menjadi seorang
Wakil Sekretaris Desa tidaklah
seberapa, mengumpulkan uang untuk
membelikan sepedapun susah, namun selalu ia cukupkan untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari. Sebelumnya beliau pernah bekerja sebagai staf TU , guru
olahraga dan PAI di SDN Pasirmuncang dari tahun 2006-2012. Dan beliau juga
sempat keluar dari SDN untuk memutuskan untuk bekerja di suatu perusahaan
menjadi seorang buruh di tahun 2012.
Pria
yang menikah di tahun 2010 dengan seorang gadis desa ini diakruniani seorang
putri yang kini berusia dua tahun. Namun sangat disayangkan, ketika beliau
sedang berusaha untuk membahagiakan isteri dan anaknya terjadi sedikit masalah
yang mengharuskan mereka terpisah untuk sementara waktu. Keadaan ekonomi yang
belum memadai menjadi faktor utama berpisahanya keluarga ini. Sekarang, Kang
Sukma tinggal sendiri di rumah yang dihadiahkan oleh ibunya yang kini sedang
berada di luar negeri menjadi Tenaga Kerja Wanita. Hari-Hari yang dijalaninya
saat ini selalu ia lakukan dengan sebaik mungkin, kegagalan dan kesalahannya di
masa lalu coba ia perbaiki sedikit demi sedikit. Tak banyak yang ia mau dari
pekerjaannya saat ini, bisa menafkahi anaknya dengan baik pun sudah lebih dari
cukup, ditambah adiknya yang kini belum bekerja mengharuskan ia menjadi salah
satu tanggungan hidupnya. Gaji yang tak seberapa harus ia cukupkan, walaupun ia
sering kali melamun memikirkan usaha lain yang mungkin bisa menjadikan ia lebih
baik.
Cita
dan harapannya pun cukup mulia, Kang Sukma menginginkan untuk melanjutkan studi
S2-nya dengan harapan bisa mendapatkan banyak imu dan bermanfaat yang nantinya
akan diterapkan di masyarakat khususnya di Desa Baleraja. Pemilihan kuwu(
Kepala Desa) yang hampir sebagian besar menggunakan politik uang untuk
memenangkan sang calon, kini ia pun bertekad untuk merubahnya. Masyarakat Desa Baleraja seharusnya memilih
seorang pemimpin yang benar-benar ingin merubah desanya ke arah yang lebih baik
berdasarkan Visi Misinya bukan karena berapa banyak uang yang diberikannya,
memilih pemimpin bukan karena kepentingan pribadinya tapi memilih pemimpin yang
berdasarkan kepentingan bersama.
Senyum,
Semangat , Keramahan dan Kerja Keras yang selalu ia tunjukkan setiap hari menjadikan
motivasi saya untuk bisa seperti itu. Beban dan tanggungan hidup yang cukup
berat tak ia lihatkan kepada orang lain, membiarkan hanya dirinya saja yang
tahu. Aktivitas yang dilakukannya setiap hari dan pekan pun sangatlah padat, ia
mampu membagi waktu dengan baik antara pekerjaan, bermain dengan teman-teman ,
keluarga dan masyarakat. Hampir setiap hari ia bekerja di Kantor Kuwu Baleraja
dari mulai pagi hingga larut malam untuk menjalankan tugas laporan
pertanggungjawaban kegiatan desa sebelumnya dan rancangan pembangunan desa
untuk beberapa tahun kedepan. Ia duduk di kursi dengan menghadap laptop dalam
waktu yang cukup lama dan kerap kali dengan kondisi badan yang sering kali di
paksakan karena Amanah dan tugasnya menjadi prioritas utamanya saat ini.
Kritik
kurang baik yang menghampirinya tak ia masukan kedalam hati, justru membuat ia
berintropeksi diri untuk menjadi lebih baik lagi. Saran dan masukan selalu
menjadi penyemangat dan motivasinya. Kini harapannya sangatlah tinggi di usia
yang sudah tak dini lagi, ingin duduk di salah satu perguruan tinggi negeri
agar dapat bermanfaat dan membanggakan desa tercintanya ini. Walaupun setiap
saat harus hidup sendiri dan menjalankan kewajibannya untuk menafkahi seorang
putri. Namun semuanya ia syukuri, tak ada yang terbebani. Kini ia hidup sendiri
di rumah yang ibunya hadiahi di temani oleh teman-temannya. Mencuci , makan dan
tidur pun sudah terbiasa mandiri. Mentari cerah yang akan selalu
membangunkannya di setiap pagi. Dan Kang Sukma akan terus menyinari desa ini
dengan senyuman dan keramahannya. Hingga saya akan menyebutnya sebagai Senyum
Pendekar Desa Baleraja. Bisakah aku menjadi ? yapss, Inilah JIKA AKU MENJADI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar