Ini merupakan Essai pertama yang saya buat. Essai yang dibuat untuk memenuhi tugas Penerimaan Mahasiswa Baru di Universitas Padjadjaran. Harus membaca , menulis di kertas lalu pergi ke warnet untuk menulis essai ini, lalu mengirimnya. Sempat minta bantuan teman juga untuk mengirimnya. Semoga bermanfaat ya. Ini tulisan Mahasiswa baru 2013 pada saat itu :)
Mengotret merupakan suatu kegiatan atau
metode seseorang untuk mencari hasil hitungan matematika yang tepat dan benar.
Sedangkan media yang digunakan adalah secarik kertas dan alat tulis. Kegiatan
ini biasa dilakukan oleh kalangan pelajar , mahasiswa, guru ,bahkan semua orang. Untuk mencapai hasil yang tepat ,
cepat dan akurat kita harus menggunakan sebuah rumus yang sesuai dengan pokok
permasalahan . Dengan menggunakan rumus, proses pengerjaannya- pun akan lebih
efisien dan efektif.
Namun sekarang,
kotretan bukan hanya digunakan untuk
mencari angka matematika yang tertera didalam soal saja. Akan tetapi, para
pengamat, kritikus dan mahasiswa menggunakan metode ini untuk menilai kinerja
petinggi negeri di Negara Indonesia tercinta. Apakah itu baik atau buruk, benar
atau salah , kurang atau lebih, ya atau tidak. Itu semua kini berada dibenak
pikiran dan hati nurani rakyat Indonesia. Dan mengotret pemerintah bukanlah
sesuatu hal yang mudah.
68 tahun Indonesia
merdeka, sudah enam kali berganti pemimpin. Lebih dari 260 juta penduduk yang
singgah ditanah Nusantara ini, terdapat beribu ribu Pulau, bermacam-macam
suku,budaya dan agama, serta kaya akan Sumber Daya Alam. Namun masih saja
bangsa ini jauh dari kata sejahtera. Bukan sejahtera yang kita dapat , tapi sengsara
yang dirasakan rakyat. Bergantinya masa orde lama menjadi masa orde baru , orde baru berganti menjadi masa Reformasi menjadi awal dari demokratisasi masyarakat Indonesia. Yang dulu diam, kini
rakyat bisa berpendapat dan menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah secara
langsung tanpa rasa takut. Pendapat yang niat awalnya baik, tapi banyak yang
salah dalam penyampayannya, tak kurang kini masyarakat dan mahasiswa hanya bisa
bertindak anarkis tanpa memikirkan apa yang telah mereka perbuat. Berdemo
ditengah jalan yang menyebabkan kemacetan, merusak fasilitas milik Negara ,
bahkan rusuh bersama aparat pemerintah sampai bertumpah darah. Ini semua tidak
terlepas dari kinerja pemerintah yang tidak sesuai dengan yang mereka janjikan
untuk mensejahterakan rakyat .
Masalah yang dimiliki Negara Indonesia saat
ini adalah krisis kepemimpinan, krisis moral dan krisis integritas. Sehingga
masalah tersebut menghasilkan Negara dengan 1001 krisis. Tidak heran, kini
Indonesia terkenal dimata dunia , bukan terkenal oleh prestasi ataupun
integrasi yang baik. Namun, terkenal oleh kasus-kasus korupsi yang dilakukan
tikus-tikus berdasi ,mengaku sebagai pejabat tinggi negeri ini yang dulunya
mengumbar janji-janji basi saat berpolitisi. Generasi mudapun terpengaruh oleh
modernisasi , moral yang buruk terus menghantui, mulai dari tawuran, sex bebas
,narkoba dan menjadi pemuncak daftar penjelajah situs pornografi .
Namun, soal kotret
mengotret, kita tidak selamanya
mendapatkan hasil yang benar, pasti tidak akan terlepas dari kesalahan. Adanya
coretan, plus atau minus , kurang atau lebih , penjumlahan atau pengurangan,
perkalian atau pembagian dan akar pangkat, serta rumus lainnya. Diantara
masalah-masalah yang dihadapi , kita semua tetap harus mendukung visi misi pemerintah
sesuai dengan pancasila ,UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika. Kotretan terhadap
petinggi negeri tentu sangat berbeda dengan mengotret angka matematika yang
masih bisa diselesaikan oleh rumus sederhana. Kotretan Negara bukan hanya untuk
pemerintahan dan bukan untuk rakyat saja. Tapi, mencakup seluruh warga Negara
Indonesia dari sabang sampai merauke, dari balita sampai manula. Tak perlu
saling menyalahkan ,semua bersatu untuk Negara Republik Indonesia tercinta ini.
Seorang guru
Sekolah Menengah Kejuruan di Bandung , pak Agus berpendapat mengenai bagaimana
kita memperbaiki Negara Indonesia saat ini. Beliau mengibaratkan Negara itu
seperti kapal laut yang sangat besar. “Saat suatu kapal besar berada ditengah lautan dan mengalami
kebocoran, kita tidak bisa terlalu banyak berbuat selain mengevakuasi penumpang
ke kapal lain atau memperbaikinya menjadi baru kembali. Karena sekalipun kita
mengganti seorang nahkoda kapal itu dengan nahkoda yang sangat hebat dan
berpengalaman, tetap saja kapal akan tenggelam dengan berjalannya waktu.
Begitupun dengan Negara ini, saat Negara mulai rusak bukan pemimpin yang harus
silih berganti, tapi kita semua yang harus memperbaiki Negara ini menjadi
Negara baru, Negara yang lebih baik agar kita semua selamat dan menjadi masyarakat
yang sejahtera.”
Kini Negara kita
perlu memiliki sosok manusia yang kompeten ,menjadi dirinya sendiri, mempunyai
kemampuan hebat dan mempunyai kepribadian yang sangat baik. Dia akan berpikir
cerdas ,bersikap ikhlas dan bekerja keras untuk bangsa dan Negara. Dan Petinggi
Negeri sebaiknya mendahulukan kepentingan rakyat diatas kepentingan pribadi.
Kutipan kata dari sebuah buku yang
berjudul Roadmap To The Top “ Know yourself, you will win all battles” yang artinya kenali dirimu, maka kamu akan
memenangkan semua pertarungan. Oleh karena itu, pilihlah seorang pemimpin yang
bisa mengenali dirinya sendiri agar bisa mensejahterakan rakyat.
Ubah kata
Impossible dari kamus hidup kita menjadi I’m possible untuk membangun Negara ini
menjadi Negara kuat. Jadikanlah Ilmu, Iman dan Akhlak Mulia sebagai penopang
kehidupan kita . Tak ada kata terlambat, mulailah dari sekarang. Hapus
kesalahan dan coretan kotretanmu agar mendapatkan hasil yang benar dan tepat, sehingga
mendapat angka yang sempurna. Menurut
Alm. Uje Indonesia hanya butuh 3RI untuk menjadi Negara maju yaitu, “Rukun Iman
,Rukun Islam dan Rukunlah Indonesiaku.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar